Friday 19 September 2014

MAKALAH TENTANG PROSTITUSI GANG SADAR DI PURWOKERTO


PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
                                   
Purwokerto bukan seperti kota besar seperti Semarang, Surabaya ataupun kota besar lainnya, tetapi Purwokerto punya kesamaan dengan kota tersebut yaitu daerah prostitusi yang terorganisir dan terpusat dan hal ini sudah menjadi rahasia umum bagi masyarakat Purwokerto.Kalau di Semarang ada Sarkem (Pasar Kembang),di Surabaya ada Doly,maka di purwokerto ada Gang Sadar.Letaknya yang berada di kawasan pariwisata Baturaden yang hawa dingin seperti Puncak Bogor membuat Gang Sadar cepat dikenal. Jika berkunjung ke Gang Sadar akan di sajikan para wanita seksi.Menelusuri gang ini sangat berbeda dengan gang di komplek perumahan pada umumnya. Terletak di sebelah timur jalan raya Baturaden - Purwokerto Jawa Tengah. Gang Sadar (GS) populer dengan wanita-wanita cantik yang bisa dipesan untuk berkencan. Aktifitas penghuni mulai tampak menjelang maghrib. Mereka bekerja melayani tamu bersuka ria untuk melepaskan kebutuhan biologis. Kebanyakan penghuni kos RT 05 dan 07 RW II Desa Karang Manggu Kecamatan Baturraden datang dari luar kota. Kehidupan disini tidak segelamor yang tampak dari luar. Banyak cerita dan alasan mereka bekerja disini.


 1.2 Rumusan masalah

1.      Apa yang dimaksud Gang Sadar itu?
2.      Apa faktor yang  menyebabkan  timbul  dan  berkembangnya     prostitusi (pelacuran)?
3.      Apa dampak dari adanya Gang Sadar?
4.    Bagaimana dampak dari adanya Gang Sadar?
4.      Apa Solusi pemecahan masalah yang ditimbulkan?

1.3 Tujuan Masalah
Dapat mengetahui prostitusi yang terjadi dalam lingkungan nyata,  mengetahui dampak yang ditimbulkan serta pengaruhnya dalam pendidikan dan pembangunan, dan bagaimana solusi pemecahan dalam masalah “Gang Sadar”.

PEMBAHASAN 

2.1       Pengertian Gang Sadar
                 
         Gang Sadar merupakan salah satu aset yang dimiliki oleh daerah Purwokerto ,tepatnya berada di wilayah Rt 05 dan Rt 07 Rw 02 desa Karang Manggu Kecamatan Baturaden.  Gang Sadar termasuk tempat yang cukup dikenal masyarakat Jawa Tengah bahkan keberadaannya telah menjadi rahasia umum sebagai tempat prostitusi terorganisir dan terpusat. Disamping itu tempat ini juga dikenal dengan wanitanya yang cantik-cantik,sehingga tidak heran jika yang datang ke tempat ini kebanyakan laki-laki dari luar kota.
Pelaku Portitusi didaerah Gang Sadar banyak berasal dari berbagai kalangan Dan setiap transaksi selalu melalui mucikari atau yang disebut germo .Tapi dari sebagian area prostitusi yang tersebut untuk gang sadar ini memiliki banyak perbedaan dan sangat jauh untuk disamakan sebagai area prostitusi lain karena di gang Sadar ini yang adalah hanyalah penduduk biasa dan sebagian adalah warga yang nge'kost dan sebagian warga kost adalah PSK.Setiap warga kost yang menjadi PSK di Gang Sadar ini harus mempunyai seorang orang tua asuh. Setiap PSK dilarang mempunyai 2 orang tua asuh, setiap orang tua asuh di gang sadar tinggal bersama anak asuhnya dalam satu komplek rumah orang tua asuh itu umumnya perempuan.
Pada umumnya para PSK di negara ini terdiri dari berbagai latar belakang pendidikan dan atas dasar kenyataan tersebut maka para PSK di Gang Sadar diberikan pendidikan ketrampilan, seperti salon kecantikan yang diadakan setiap hari Senin dan menjahit pada hari Rabu oleh tim rehabilitasi yang terdiri dari unsur kampus dan lembaga swadaya masyarakat.Pendapatan yang diperoleh oleh PSK tidak semuanya dimiliki oleh sendiri, tetapi akan dibagi mejadi penghasilan pribadi dan sebagian menjadi tabungan wajib yang dikelola oleh paguyuban yang pada nantinya jika PSK bersangkuta keluar sebagai warga kost mereka akan mempunyai tabungan yang bisa diambil sebagai bekal untuk usaha ataupun lainnya.Tata tertib dalam Gang Sadar untuk warga kost / PSK merupakan aturan baku yang berlaku bagi para PSK dan orang tua asuhnya.
Tata tertib tersebut merupakan peraturan mengenai praktik-praktik yang dilakukan oleh pihak tersebut.Bagi para PSK,tata tertib tersebut merupakan ketentuan dalam hal menerima tamu baik waktu, tempat dan sikap serta tingkah laku bahkan sampai sajian-sajian yang mereka keluarkan untuk para tamu yang datang.Mereka harus berpakaian rapi, sopan,tidak boleh memakai celana pendek dan tidak diperbolehkan menerima tamu di luar ruangan yang telah disediakan bahkan sampai kelihatan dari luar. Para PSK dilarang melakukan praktik di luar komplek gang sadar. Apabila ingin meninggalkan komplek lokalisasi harus minta izin dulu pada orang tua asuh dan penjaga pos keamana lokalisasi. Seperti juga di Lokalisasi Sunan Kuning, setiap PSK harus mengikuti pelatihan ketrampilan maupun pemeriksaan kesehatan atau suntik secara rutin.
Kegiatan rutin yang dilakukan antara para mucikari dengan PSK dalam setiap bulannya yaitu kegiatan pertemuan atau arisan yang dilakukan setiap tanggal 10 untuk arisan para orang tua asuh yang tempatnya bergantian di rumah orang tua asuh, sedangkan pada tanggal 20 untuk para PSK tempatnya di wisma pertanian Baturraden. Umur PSK yang berhuni di gang sadar tidak ada yang berusia di bawah 17 tahun.Keamanan di daerah lokalisasi melibatkan peran serta dari seluruh penduduk dan penghuni daerah Gang Sadar.
Hal tersebut untuk mengantisipasi adanya kejadian yang tidak diinginkan di area Gang Sadar. Masyarakat menyadari bahwa Gang Sadar merupakan tempat yang rawan bagi terjadinya suatu tindak kekerasan atau kriminalitas.Sudut pandang dari sebagian masyarakat tentang Gang Sadar adalah sebagai wadah untuk menghindari pertumbuhan prostitusi secara liar yang akan berakibat keberadaan lingkungan yang tidak sehat. Di sisi lain adalah sebagai mediasi untuk membangun pola pikir tentang PSK serta memberikan bekal pengetahuan dan ketrampilan sehingga pada nantinya diharapkan bisa berhenti menjadi seorang PSK dan memiliki kehidupan sehari-hari yang diisi dengan pekerjaan positif seperti masyarakat pada umumnya.

2.2   Faktor-faktor yang menyebabkan timbul dan berkembangnya prostitusi
                Perkembangan teknologi merupakan tuntutan zaman, tuntutan kehidupan manusia dalam memnuhi kebutuhannya. Dengan perkembangan teknologi pula menjadikan  kota  (terutama  di  negara-negara  sedang berkembang)  dibangun sedemikian, sehingga terjadi perbedaan yang sangat mencolok bila dibandingkandengan kondisi di perdesaan. Semua itu merupakan magnet urbanisasi yang sangat kuat.
          Urbanisasi mereka lakukan dengan maksud untuk mempertahankan hidup dan mempercepat proses pengembangan kehidupan. Melalui media televisi, terlihat mewahnya perkotaan,  betapa  mudahnya  orang  mendapatkan  kemewahan  dipekotaan (terutama kota-kota besar). Semua itu menjadikan kecemburuan bagi warga pedesaan. Terjadilah perpindahan penduduk dari desa ke kota-kota besar,dengan satu tujuan yakni mencari pekerjaan demi uang. Dari berbagai pengamatan dan penelitian terdahulu dapat diketahui bahwasebagai akibat urbanisasi yang tanpa diikuti urbanisasi secara sosial (perubahanpola pikir dan peri laku urbanisan) antara lain adanya beberapa dampak negatif dalam aspek fisik lingkungan, aspek ekonomi, maupun aspek sosial dan hukum,yang salah satunya adalah timbulnya prostitusi (pelacuran).Dengan menerapkan teori Swab, maka faktor-faktor yang menyebabkan timbul dan berkembangnya prostitusi antara lain:
  1. Kondisi kependudukan, yang antara lain: jumlah penduduk yang besar dengan komposisi penduduk wanita lebih banyak dari pada penduduk laki-laki. 
  2. Perkembangan teknologi, yang antara lain: teknologi industri kosmetik termasuk operasi plastik, alat-alat dan/atau obat pencegah kehamilan; teknologi dalam telekomunikasi dan transportasi. Dalam hal ini yang jelas adalah penyalahgunaan terhadap produk-produk perkembangan teknologi di bidang industri. 
  3. Lemahnya penerapan, dan ringannya sanksi hukum positif yang diterapkan terhadap pelanggaran hukum. Pelanggaran hukum tersebut dapat dilakukan oleh pelaku (subyek) prostitusi, mucikari, pengelola hotel/penginapan, dan lain-lain. Mahalnya biaya (resmi) pernikahan, sulitnuya prosedur perceraian juga merupakan faktor pengembangan praktek prostitusi secara kuantitas. 
  4. Kondisi lingkungan, baik lingkungan sosial maupun lingkungann alam (fisik) yang menunjang. Kurangnya kontrol di lingkungan permukiman oleh masyarakat sekitar, serta lingkungan alam seperti: jalur-jalur jalan, taman-taman kota, atau tempat-tempat lain yang sepi dan kekurangan fasilitas penerangan di malam hari, sangat menunjang untuk terjadinya praktek prostitusi.
2.3       Dampak
1.       Positif
·          Menambah pendapatan daerah dari pajak tempat tersebut
·          Membantu perekonomian pelaku portitusi ( PSK )
·          Menjadikan simbiosis mutualisme antara pelaku dan pemakai.
2.       Negatif
·          Mempermudah penularan penyakit kelamin
·          Mendapat cap negatif bagi pelaku dari masyarakat
·          Mengakibatkan perusakan moral bagi generasi muda
·          Terjadinya tindakan perselingkuhan
·          praktek prostitusi dapat menimbulkan kegiatan-kegiatan kriminal

3.       Dampak yang ditimbulkan
a.                 Bidang Ekonomi
Dengan adanya tempat tersebut bagi para pelaku memang sangat berpengaruh demi mendapatkan penghasilan.tetapi diantara hal itu sering mengakibatkn kerugian yang berpengaruh pada diri si pelaku.
b.        Bidang Politik
Bukan halnya bersifat seperti partai persaingan yang ditimbulkan tetapi  diantara pelaku prostitusi yang satu dengan yang lain juga mengalami persaingan, misalnya seperti saling berebut pelanggan, bersaing dalam bersolek dan cara berpakaian.
c.                  Sosial Budaya
Dalam kegiatan prostitusi ini terjadi sangat kontas menyebapkan dampak pengaruh yang sangat besar dalm perubahan moral generasi penerus, yang notabennya dalam kegiatan prostitusi mencerminkan budaya “barat” yang tidak sepantasnya dilakukan oleh masyarakat yang selama ini berkembang di lingkungan masyarakat.
2.4         Solusi
            Dari beberapa pemaparan di atas sudah selayaknya kita sebagai seorang yang berpendidikan lebih ikut serta dalam ironisnya masalah yang terjadi dialami oleh lingkungan kita, kita  harus lebih memikirkan bagaimana kita sebagai seorang yang berperan penting dalam masyarakat dapat  lebih perduli dalam mengambil sikap dalm masalah ini, misalnya mensosialisasikan kepada masyarakat bahwa prostitusi sangat merugikan diti sendiri, orang lain dan lingkungan sekitar, dan bagiaman caranya kita dapat mengarahkan mereka agar tidak terjerumus dalm kegiatan prostitusi, lebih mengarahkan ke hal yang lebih positif.
            Melihat kenyataan atau fenomena yang ada sudah banyak terjadi prostitusi dikalangan remaja khususnya mahasiswa, sebaiknya kita ikut ambil berperan serta merehabilitasi pelaku-pelaku prostitusi tersebut. Proses rehabilitasi tersebut diadakan dengan bekerja sama dengan pihak setempat atau pihak yang berwenang seperti dinas sosial. Dalam kegiatan tersebut para pelaku prostitusi dibekali ketrampilan sesuai, misalnya menjait, tata rias atau salon, tata boga ataupun kerampilan yang mendukung, yang bertujuan agar meningkatnya taraf hidup mereka, dimana mereka dapat membuka lapangan kerja sendiri.


BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
1.       “GANG SADAR” merupakan tempat prostitusi terbesar di Purwokerto.
2.       Pelaku prortitusi sudah menjangkau berbagai kalangan
3.       Para pelaku prostitusi terjerumus dalam dunia tersebut dikarenakan faktor ekonomi, dan juga faktor yang lainnya.
4.       Kegiatan prostitusi banyak menyebabkan dampak negatif dibandingkan positif.

B.     SARAN
         
          Sebaiknya bagi pelajar, mahasiswa, masyarakat serta pemerintah ikut ambil tegas dan memperhatikan masalah ini. Untuk mahasiswa yang sudah terjerumus kedalam prostitusi tersebut harusnya segera meninggalkan kegiatan tersebut karena jalan untuk mencari uang tidak hanya dari dari kegiatan prostitusi tersebut,melainkan masih banyak pekerjaan laimya yang halal di luar sana.untuk masyatakat setempat baiknya ikut andil dalam mengawasi keadaan lingkungan tersebut,sehingga lingkungan dapat terkontrol dan terjaga dari kegiatan prostitusi atau asusila yang dapat menimbulkan pengaruh negatif yang besar bagi lingkungan masyarakat.







DAFTAR PUSTAKA

edukasi.kompasiana.com/2010/12/03/tidak-ada-jaminan-psk-gang-sadar-purwokerto-‘bebas-aids
http://eyang-nardi.blogspot.com/2013/04/prostitusi-sebagai-pionir-pengembangan_27.html

No comments:

Post a Comment