Thursday 11 February 2010

IlmuPengetahuan


Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan di sekolah yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan masalah sosial. Melalui mata pelajaran IPS, siswa diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, bertanggung jawab, dan menjadi warga dunia yang cinta damai.
Di masa yang akan datang siswa akan menghadapi tantangan berat karena kehidupan masyarakat global mengalami perubahan yang makin pesat setiap saat. Mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan masyarakat yang dinamis.
Sesi ini memberikan kesempatan kepada peserta untuk mengkaji secara rinci tentang salah satu kemampuan dalam mata pelajaran IPS yaitu kemampuan dan keterampilan memperoleh informasi (information skills). Dengan bekal kemampuan untuk mencari informasi yang efektif, siswa diharapkan mampu menjadi pribadi yang kritis yang mampu memilah, memilih, dan memanfaatkan informasi untuk membuat keputusan yang tepat karena berbasis data yang dapat diandalkan.
Sesi ini terdiri atas tiga kegiatan:
1. Peserta berlatih mencari, mendapatkan, dan memanfaatkan informasi
2. Peserta membahas pengembangan dan penerapan keterampilan informasi di kelas
3. Peserta merancang rencana kegiatan belajar yang melatih siswa untuk menguasai keterampilan informasi
B. TUJUAN
Setelah mengikuti pelatihan, para peserta diharapkan mampu:
1. memiliki pemahaman tentang keterampilan memperoleh informasi
2. mampu mendesain pembelajaran yang dapat mengembangkan keterampilan informasi, mulai dari memperoleh informasi, mengevaluasi sumber informasi sampai menyampaikan informasi

Ilmu Pengetahuan Sosial
C. ALAT DAN BAHAN
1. Tayangan
2. Fotokopi Kompetensi Dasar IPS SD dan SMP
3. ATK: kertas manila, gunting, lem, spidol
D. LANGKAH KEGIATAN
1. Pengantar (30 menit)
Fasilitator menayangkan tayangan beraneka ragam produk hasil pencarian informasi, misalnya: koran, majalah, buku, kamus dan memberikan pertanyaan-pertanyaan berikut:
• Bagaimana karya tersebut dapat dihasilkan?
• Proses apa yang harus dilalui?
2. Diskusi Langkah-Langkah Keterampilan Mencari Informasi (30 menit)
Fasilitator menyampaikan informasi kepada peserta bahwa mereka akan berlatih menerapkan langkah-langkah keterampilan informasi untuk menghasilkan suatu karya yang mengisahkan satu aspek dalam kehidupan seseorang yang dalam kegiatan ini diberi judul ’Suatu Noktah dalam Kehidupan’.
Fasilitator menayangkan tayangan contoh Suatu Noktah dalam Kehidupan: Kisah Sang Retno dan menyampaikan beberapa pertanyaan:
a. Langkah-langkah apa yang telah dilakukan oleh seseorang sehingga dapat menghasikan karya seperti ini? (menentukan fokus apa yang dicari, merumuskan pertanyaan, mengevaluasi pertanyaan untuk menentukan relevansi pertanyaan dengan fokus, menentukan sumber informasi, mengumpulkan informasi, mengevaluasi informasi apakah relevan atau sejauh mana tingkat kebenarannya serta apakah informasi sudah sesuai dengan kebutuhan,

Ilmu Pengetahuan Sosial
akan dipublikasikan, misalnya melalui diagram, melalui laporan tertulis atau lisan ataupun melalui presentasi powerpoint).
b. Sumber informasi apa saja yang diperlukan untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan? �(nara sumber utama, nara sumber tambahan, koran, internet, teman)
3. Modeling Keterampilan Mencari Informasi (225 menit)
Fasilitator menginformasikan kepada peserta bahwa mereka akan membuat semacam biografi yang difokuskan pada satu hal saja yang menarik pada kehidupan seseorang.
a Fasilitator meminta peserta untuk curah pendapat dengan anggota kelompoknya mengenai hal-hal menarik apa saja yang dapat digali dari kehidupan seseorang, misalnya: bagaimana membesarkan anaknya, bagaimana model hubungannya dengan Tuhannya, bagaimana mengatasi trauma, dll.
b Setiap peserta menetapkan fokus dan orang yang akan diwawancarai. Fokus bisa sama namun orang yang diwawancarai harus berbeda.
c Setiap peserta membuat pertanyaan sebanyak mungkin untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan.
d Secara berpasangan, peserta saling mengevaluasi pertanyaannya.
e Setiap peserta merumuskan kembali pertanyaan-pertanyaan yang akan digunakan.
f Setiap peserta menentukan sumber informasi kemudian melakukan pengumpulan informasi menggunakan pertanyaan yang telah dipilih.
g Peserta mengevaluasi informasi yang telah berhasil dikumpulkan dan melengkapinya apabila diperlukan.
h Peserta memikirkan cara bagaimana informasi akan disajikan dengan cara yang menarik.
i Fasilitator menetapkan cara yang menarik bagi para peserta untuk saling berbagi/mempublikasikan hasilnya dengan melakukan eksibisi.
4. Diskusi mengenai modeling pembelajaran Keterampilan Mencari Informasi (30 menit)
Fasilitator meminta peserta pelatihan untuk kembali menjadi guru. Peserta diminta untuk mengidentifikasi langkah-langkah yang digunakan oleh fasilitator dalam modeling tadi. Setelah itu peserta membahas kemungkinan langkah-langklah tersebut diterapkan di kelas.
5. Pengembangan Rencana dan Materi Pembelajaran Keterampilan Mencari Informasi
Fasilitator membagikan Standar Kompetensi (SK) IPS untuk SD dan SMP. Peserta diminta untuk menetapkan SK dan Kompetensi Dasar (KD) yang bisa dicapai melalui
penerapan keterampilan informasi. Dalam kelompoknya, peserta merancang kegiatan pembelajaran untuk SK dan KD tersebut .
6. Berbagi Rencana Pembelajaran (RP) (30 Menit)
Fasilitator mengatur kegiatan berbagi di kelompok masing-masing supaya peserta bisa saling memberi masukan.Keterampilan dalam IPSSebelum anak-anak datang ke sekolah, mereka telah terbiasa berhubungan dengan hal-hal yang terjadi di sekitarnya. Mereka bersosialisasi dengan lingkungan terdekatnya dan tahu bahwa orang tua berkomunikasi dengan sesama orang dewasa. Anak-anak pun terbiasa menonton acara di televisi dan melihat berbagai kejadian. Mereka melihat orang tua membaca koran atau majalah, membayar barang yang dibelinya atau bahkan mereka pun tahu bahwa orang tuanya tidak ada di rumah karena bekerja. Meskipun kebanyakan dari anak-anak tersebut hanya menyaksikan apa yang terjadi atau mendengar berbagai informasi dan belum memahami semuanya dengan jelas, mereka mendapatkan informasi secara tidak langsung bahwa lingkungan di mana mereka tinggal selalu dipenuhi dengan kegiatan orang dewasa serta terjadi interaksi antara satu sama lain. Hal inilah yang sebenarnya melekat diingatan mereka bahwa manusia adalah mahluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri. Mereka di kemudian hari menyadari bahwa segala sesuatu yang berhubungan dengan manusia dapat dipelajari lewat ilmu sosial.
Pada saat belajar di sekolah, jarang sekali anak-anak diberi gambaran bahwa ilmu sosial adalah keilmuan yang sangat dekat dengan mereka karena mereka mengalaminya sehari-hari. Materi yang diberikan selalu menitik beratkan kepada hafalan tanpa bekal keterampilan yang diperlukan dalam menghadapi masalah di kehidupan sehari-harinya. Berbagai keterampilan dalam ilmu sosial sering dilupakan di sekolah padahal sangat penting untuk dimiliki. Berikut adalah keterampilan-keterampilan yang harus dikembangkan di sekolah:
a Kemampuan membedakan kejadian di masa lalu, masa sekarang dan di masa mendatang serta perubahannya
b Kemampuan menemukan sebab akibat, membedakan fakta dan opini
c Kemampuan mengevaluasi dan mengkritisi sumber informasi yang dapat dipercaya dan kemampuan menggunakan berbagai sumber untuk mencari informasi
d Kemampuan membuat generalisasi
e Kemampuan mengungkapkan pendapat pribadi berdasarkan bukti
f Kemampuan mengambil keputusan
g Kemampuan memecahkan masalah
Keterampilan-keterampilan di atas dikembangkan melalui berbagai kegiatan yang menarik dan menantang serta kontekstual dengan kehidupan mereka sehari-hari.
Ilmu Pengetahuan Sosial, biasa disingkat IPS, adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan penelitian dengan cakupan yang luas dalam berbagai lapangan meliputi perilaku dan interaksi manusia di masa kini dan masa lalu. IPS tidak memusatkan diri pada satu topik secara mendalam melainkan memberikan tinjauan yang luas terhadap masyarakat.

Karena sifatnya yang berupa penyederhanaan dari ilmu-ilmu sosial, di Indonesia IPS dijadikan sebagai mata pelajaran untuk siswa sekolah dasar (SD), dan sekolah menengah tingkat pertama (SMP/SLTP). Sedangkan untuk tingkat di atasnya, mulai dari sekolah menengah tingkat atas (SMA/SMU) dan perguruan tinggi, ilmu sosial dipelajari berdasarkan cabang-cabang dalam ilmu tersebut khususnya jurusan atau fakultas yang memfokuskan diri dalam mempelajari hal tersebut.